Ngopi PUEBI di Kedai Kopinya Kopling, Rasanya....Mantap!

Ngopi PUEBI di kedai Kopinya Kopling, rasanya Mantab!


Ngopi kali ini beda banget, nggak ada robusta yang dibakar, atau digiling, apalagi sampai ditubruk dengan air panas. No no no. Nggak ada sama sekali. Lah wong ngopinya daring kok. Mangkannya gak ada.

Kapan lagi bisa disuguhi kopi rasa Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) oleh Barista yang emang ahlinya. Nyeduh kopi di kedainya Kopling emang Juara deh.

Sebelum itu….

Eh apa sih? Kopa kopi, kopa kopi, puebi, kopling, emangnya lagi ngobrolin apaan sih? 

Hahaha. Santai Gan, bakalan gue bahas sampai habis kok. Agan mau dibuatkan kopi apa nih? ngopi beneran dulu lah sini.

Ohya! perlu gue kasih tahu juga nih. Kalau agan menemukan banyak obrolan ringan di awalnya, santei dulu aja gan, itu sengaja gue santai-santai kan. Karena sebetulnya pada inti tulisan ini, bahasanya sudah beneran bahasa. Baku pissan coy.

Secara PUEBI gitu loh gan. Pokoknya tong kamana-mana. Soalnya materi yang akan gue share itu daging pissan coooy.

Kopling Buka Kedai

Kopi Puebi Kopling
Facebook Heru Sang Maha Dewa

Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari itu. (Hahaha gue lupa harinya hari apa) Yang pasti, waktu itu ada tawaran ngopi di tongkrongan WA. Pampletnya menarik, gue jadi pengen ikut.

Se-simple itu? Haha. Nggak sih. Sebelumnya emang gue dah tahu kalau Kopling alias Komunitas Pegiat Literasi Nganjuk emang punya kedai mantap gila, perintisnya itu loh beuuuh.... orang-orang daebak semua. Sebut saja Cak Heru Sang Amurwabhumi sebagai salah satu pendiri. 

Belum lagi penjaga tokonya, belum lagi nanti barista kopinya. Pokoknya soal ngobrolin literasi mah kedai Kopling udah jago banget. daebak pissan

Jadi ketika ada tawaran ngopi bareng di tempat itu, ya gue ikut lah. (Di tambah gratis sih. Hehe)

Kopi PUEBI

Kedai dibuka sekira jam delapan malam, di waktu tempat gue ya. Sebelum tiba waktunya, orang-orang yang kebanyakan adalah penulis sudah ramai berkumpul. Bahkan beberapa diantara mereka sudah saling kenalan sejak pagi hari loh. Antusias sekali pecinta kopi Kopling ini. mantap!

Malam itu spesial sekali, malahan beberapa Staff kedai sengaja melayani kami dengan sangat baik dan penuh keramahan. Seorang staf khusus mulai memperkenalkan Barista yang akan meramu kopi PUBI khusus untuk kami. 

Sepintas gue tahu kalau kopi PUEBI adalah jenis kopi yang terkenal pahit. Meski begitu, kopi ini memiliki khasiat yang bagus. Kopi ini wajib dikonsumsi oleh penulis-penulis hebat sebelum ia memulai debutnya.

Di sudut lain, kopi PUEBI sering menjadi standar yang harus diperhatikan oleh setiap calon penulis sebelum terjun ke medan juang. Kalau belum ngopi PUEBI rasanya akan hambar. Sehambar cinta agan yang bertepuk sebelah tangan.

Barista Kopi

Namanya adalah Pluviophile Vi. (Hmm cukup sulit untuk dieja bukan. Hehe) sering tampil di Facebook dengan membawakan kopi yang sama. PUEBI. Ternyata beliau juga punya kedai sendiri bernama kedai A3. Daebak emang 

Gue sebenernya baru tahu kalau Pluviophile itu sebutan lain untuk pecinta hujan. (Nah loh, ada ya sebutan buat pecinta hujan) pokoknya dari namanya saja sudah kerasa kalau Mas Vi itu bukan orang biasa. Dan ternyata memang benar. Mas Vi sering meracik kopi Puebi di akun facebooknya. Selain itu beliau juga katanya sering ngeledekin kaum jomlo kayak agan. (siap-siap aja)

Kalau ada yang mau kenalan, boleh banget datang ke kantor Facebook secara online, ketik nama Pluviophile di kolom pencarian orang. And...jreeeeng Jreeng. Ketemu deh. Selamat kenalan ya

Ngopi PUEBI bareng Mas Vi (Mengupas PUEBI dari Mulai Penulisan Huruf Kapital Sampai dengan Dialog Tag)

Menulis adalah salah satu sarana untuk menyampaikan ide, pendapat, atau saran dalam bentuk rangkaian kata serta kalimat. Jadi, kita tidak boleh sembarangan menulis jika menginginkan hasil yang berkualitas. Ada aturan menulis yang perlu dikuasai supaya tulisan kita layak dibaca oleh orang lain, salah satunya adalah ejaan

Kira-kira begitu yang Mas Vi sampaikan kepada tamu yang hadir. Satu narasi yang menjadi peringatan halus sih menurut gue, seperti wejangan orang tua ke anaknya yang mau nikah. Atau seperti komandan kepada pasukannya sebelum berangkat berperang. bisa juga seperti wejangan dia yang secara halus akan nolak cinta agan.

Selang sebentar, Mas Vi dengan cekatan langsung membagikan Kopi PUEBI yang menjadi keahlian beliau.

Seperti yang disampaikan sebelumnya, untuk menghasilkan tulisan yang berkualitas, kita harus mengetahui dan menguasai dulu aturannya. Aturan yang membuat tulisan kita nantinya layak untuk dibaca.

Adapun aturan itu adalah sebagai berikut :

Penggunaan Huruf Kapital

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.

Misalnya:

  • Apa maksudnya?
  • Dia membaca buku.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.

Misalnya:

  • Amir Hamzah
  • Jendral Kancil
  • Dewa Pedang

Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.

Misalnya :

  • Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
  • Orang itu menasihati anaknya, "Berhati-hatilah, Nak!"

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan."

Misalnya:

  • Islam
  • Alquran
  • Kristen
  • Alkitab

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.

Misalnya:

  • Sultan Hasanuddin
  • Haji Agus Salim
  • Nabi Muhammad
  • Dokter Ajeng

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.

Misalnya:

  • Selamat datang, Yang Mulia.
  • Semoga pagi, Dokter.
  • Terima kasih, Kiai.

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Misalnya:

  • Wakil Presiden Adam Malik
  • Perdana Menteri Nehru
  • Profesor Supomo
  • Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara
  • Proklamator Republik Indonesia (Soekarno-Hatta)
  • Gubernur Jawa Tengah

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

Misalnya:

  • bangsa Indonesia
  • suku Dani
  • bahasa Bali

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.

Misalnya:

  • tahun Hijriah
  • bulan Agustus
  • hari Jumat
  • hari Galungan
  • hari Lebaran

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.

Misalnya:

  • Konferensi Asia Afrika
  • Perang Dunia II
  • Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

Misalnya:

  • Jakarta
  • Asia Tenggara
  • Pulau Miangas
  • Amerika Serikat
  • Sungai Musi
  • Jawa Barat
  • Dataran Tinggi
  • Jalan Sulawesi

Catatan: 

(1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital.

Misalnya:

  • berlayar ke teluk mandi di sungai
  • menyeberangi selat berenang di danau

(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital. Misalnya:

  • jeruk bali (Citrus maxima)
  • kacang bogor (Voandzeia subterranea)
  • nangka belanda (Anona muricata)
  • petai cina (Leucaena glauca)

Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya. Misalnya:

  • Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula _jawa,_ gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur.
  • Kunci _inggris,_ kunci tolak, dan kunci ring mempunyai fungsi yang berbeda.

Contoh berikut bukan_nama jenis.

  • Dia mengoleksi batik Cirebon, batik Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.
  • Selain film Hongkong, juga akan diputar film India, film Korea, dan film Jepang.
  • Murid-murid sekolah dasar itu menampilkan tarian Sumatra Selatan, tarian Kalimantan Timur, dan tarian Sulawesi Selatan.

Tebak-Tebakan Bentar

Sabar dulu ya gan, materinya masih banyak kok. Tenang aja. Hehe. Sebelum lanjut, gue mau kasih tebak-tebakan dulu nih. Pokoknya ini relate sama materi PUEBI

Manakah di bawah ini yang penulisannya sudah benar?

A. Ada gajah dibalik batu
B. Ada gajah di balik batu

Hayooo keliatannya sama aja kan? Padahal beda banget loh. Beda dikit aja artinya juga bisa beda.

Nih jawabannya. (Punten lagi nggak mau bikin penasaran, jadi gue kasih aja jawabannya)

Gajah di balik batu
WaG Kopling


Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.

Misalnya:

  • Republik Indonesia
  • Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
  • Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
  • Perserikatan Bangsa-Bangsa
  • Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.

Misalnya:

  • Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
  • Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
  • Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.
  • Ia menyajikan makalah "Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata".

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.

Misalnya:

  • S.H. = sarjana hukum
  • S.K.M. = sarjana kesehatan masyarakat
  • S.S. = sarjana sastra
  • M.A. = master of arts
  • M.Hum. = magister humaniora

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.

Misalnya:

  • "Kapan Bapak berangkat?" tanya Hasan. Dendi bertanya, "Itu apa, Bu?"
  • "Silakan duduk, Dik!" kata orang itu.
  • Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
  • "Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?"
  • "Bu, saya sudah melaporkan hal ini kepada Bapak."

Catatan:

(1) Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan. Misalnya:

  • Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
  • Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

(2) Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya: 

  • Sudahkah Anda tahu?
  • Siapa nama Anda?

Dialog Tag

Sesuaikan dialog tag dengan tanda baca serta emosi yang terkandung pada dialog. Contohnya:

Salah  "Hari ini kamu sibuk?" jawab Toni.

Benar  "Hari ini kamu sibuk?" tanya Toni.

Benar  "Hari ini aku sibuk," jawab Toni.

Salah  "Aku senang karena Ayah memberiku mainan baru," sesal Rani.

Benar  "Aku senang karena Ayah memberiku mainan baru," ujar Rani.

Benar  "Seharusnya aku beli sepatu, bukan tas," sesal Rani.

Penggunaan dialog tag sebenarnya dipengaruhi juga oleh sudut pandang penutur cerita atau yang biasa disebut Point of View (PoV)

Pada prosa yang menggunakan PoV 1, dialog tag yang bisa digunakan berbatas karena tokoh yang berperan sebagai aku tidak bisa membaca pikiran tokoh lain. Misalnya, pada dialog tag dalih. Dalih bermakna alasan untuk membenarkan suatu perbuatan. Contohnya:

"Kemarin aku pulang terlambat karena mampir ke rumah teman," dalih anakku.

Jika perbuatan yang diucapkan pada dialog belum terbukti, dalih tidak bisa digunakan. Maka dari itu, penting untuk mengetahui makna dari dialog tag yang digunakan.

Kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran orang lain. Kalimat hasil kutipan pembicaraan seseorang persis seperti apa yang dikatakannya. Bagian ujaran/ucapan diberi tanda petik (“…” ) dapat berupa kalimat perintah, berita, atau kalimat tanya. Kita biasa menyebut kalimat langsung sebagai dialog.

Dialog biasanya diikuti pengiring atau sering disebut dialog tag. Dialog tag adalah kata pembentuk frasa yang menginformasikan identitas si pengucap dialog. Dialog tag harus berupa nomina dan verba, bukan adjektiva.

Dialog bisa diakhiri dengan tanda koma, tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru. Namun, jika diikuti dialog tag, tidak boleh diakhiri tanda titik dan penulisan dialog tag tidak boleh diawali huruf kapital. 

Contohnya:

  • "Saya suka menulis," ucap Erlangga.
  • "Kamu suka membaca?" tanya Galis"
  • "Ayo, kita ke perpustakaan!" ajak Rara.

Frasa ucap Erlangga, tanya Galis, dan ajak Rara disebut frasa dialog tag.

Dialog tag
WAG Kopling


Sampai Sini Gimana? Pusing gak? Kalau iya, Sama. Hahaha

Emang beda banget sih kopi ala kedai Kopling ini. Nikmatnya kebangetan, gratis tapi nais. Nggak percuma deh kemarin ikut.

Gue juga biasanya gak antusias sih nulisin materi habis belajar. Kecuali kalau dipaksa, kecuali kalau ditugaskan, kecuali emang kalau dibayar. (Ah apa sih, emang ada yang mau bayar gue nulis, wkwk)

Pokoknya selamat menikmati kopi nikmat ini ya Gan. Kalau ada tanya-tanya apa soal kedai Kopling, soal barista, soal materi di atas. Boleh deh sisipkan pertanyaan di kolom komentar. Atau kita diskusi aja.

Tapi kalau ada yang mau nyari jodoh, teman sehidup sesurga misalnya. Wah gue sih gak berani jamin ya. Wkwkwk. Eh siapa tahu kalau udah komen nanti bisa ketemu jodoh.

Pokoknya udah gitu aja dah. Gue juga nulisnya dah pegel nih. Selamat membaca dan sampai jumpa di tulisan selanjutnya 

Ibrahim Dutinov
Ngaku penulis, buka teroris.

Next Post Previous Post
4 Comments
  • Yoharisna
    Yoharisna 21 Desember 2020 pukul 05.21

    Wow..ada kedai kopi kopling. Kalau di Lampung belum ada (kayaknya).

    Eh, aku bukan kopi freak. Jadi nggak tahu😂 Padahal kopi Lampung itu paling khas dan enak. Terutama kopi Lampung Barat (kata temenku, sih)..Kan, kopinya tumbuh subur di hutan tropis gitu. Kalo penasaran, mampir ja ke Lampung Barat🤗

    Ada kampung kopi n festival kopi juga, lho..

    • Ibrahim Dutinov
      Ibrahim Dutinov 21 Desember 2020 pukul 07.43

      Iyeee bener ternyata kopi Lampung memang top.

      Akupun di sini sering ngopi Lampung, tapi yang dibungkus merek N**cafe soalnya agak murah.

  • Yulia
    Yulia 21 Desember 2020 pukul 18.29

    Tulisannya daeidulu emang asyik d baca punya ka Azwar ini.
    Isinya bner2 daging kang.
    Manfaat bgt, ini yg kubutuhkan.
    Makasih kang

    • Ibrahim Dutinov
      Ibrahim Dutinov 22 Desember 2020 pukul 08.26

      Syukur Alhamdulillah kalau memang asyik dibaca. tulisan curhat Mbak Yuli juga mantep tuh. Anu Mbak, materi mah emang daging banget, maklum kan yang raciknya emang maestro, Mas Vi gitulooooo. aku pas kenal kan langsung kepo, beliau itu ngomongin PUEBI tapi santei.. yang jomblo kayak Teteh sing sabar bacanya ya

Add Comment
comment url