Kamu Pernah Dusta? Ada Tiga Jenis Dusta yang Tidak berdosa loh


Kamu pernah Berdusta? Berbohong? Nge-Hoax? Atau perbuatan tidak baik lainnya? Hehe. Sebagai makhluk sosial, kita akan selalu dituntut untuk berinteraksi dengan makhluk sosial lainnya entah itu hubungan muamalah, atau hubungan kecil semisal sekedae menanyakan kabar. Apa kabar? 

Pasti selalu ada interaksi sosial diantara kita. Pasti ada komunikasi. Pasti ada obrolan. Baik lisan maupun tulisan.

Dalam kehidupan ini untuk menjaga lingkungan pergaulan, kita harus berusaha menjaga lidah dengan sebaik-baiknya. Termasuk menjaga lidah dari ucapan dusta atau bohong. Nah, pertanyaanya apakah semua dusta itu berdosa?


Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda :

 "Ada tiga macam bohong yang tidak termasuk bohong" 

Jadi ada tiga macam bohong yang tidak dianggap bohong. Dusta tapi enggak dianggap berdosa. Ketiga bohong tersebut diantaranya :



Misalnya, suami pulang dari kantor dan perutnya lapar banget. Langsung disajikan sayur bikinan istri yang kebetulan rasanya itu sedang sangat luar biasa asin. Padahal baru dicoba sedikit. Seketika wajah lusuh suami sepulang kerja berubah menjadi melotot saking keasinan. Melihat itu, ditegurlah si Suami sama si Istri

”Kang sayurnya keasinan ya?”
”Enggak kok, rasanya enak, cuman tadi pas di kantor, Akang udah diajak makan sama teman, jadi masih kenyang, buat nanti aja ya kita makan lagi” ucap suami sambil tersenyum.

Si Suami sebetulnya lapar, kesel juga pastinya. Bukannya mendapatkan makanan yang enak untuk mengusir lapar. Eh malah keasinan. Hehehe

Atau begini

Seorang suami ngajak jalan-jalan istrinya ke pasar, ceritnya sih mau membelikan sendal baru untuk si Istri. Eh ternyata sendal yang dibelikan suami itu sendal murah dan modelnya udah kuno. Si Istri sebetulnya enggak suka.

"Gimana Neng sandal yang akang beli?”
”Alhamdulillah bagus kang, luar biasa, mana ada orang yang pakai sendal kayak gini" senyum merakah istri kepada suaminya.

Wkwkwk. Memang enggak ada (karena jelek, kuno, murahan). 

Nah, pada kedua kasus tersebut, Kejujuran keduanya malah mungkin akan menimbulkan ketidaksenangan si pasangan. Mungkin akan membuat celah keretakan rumah tangga. Mangkannya, dusta yang seperti kedua kasus tersebut termasuk dusta yang tidak berdosa. Bisa ditolerir, karena tujuannya untuk menyenangkan hati pasangan.

Akan tetapi jangan dieksploitasi ya. Jangan pokoknya


Seseorang yang berdusta supaya bisa mendamaikan dua orang yang sedang berselisih itu boleh. Berbohong yang dilakukan sedemikian rupa supaya orang yang berselisih menjadi damai adalah bohong yang mendapatkan pahala loh. 

Misalnya :

Ibu A berselisih paham dengan Ibu B karena suatu hal. Oleh yang ingin mendamaikan, disampaikannya kepada ibu A bahwa ibu B meminta maaf atas apa yang terjadi. Dia juga mengatakan akan mempertemukan keduanya di majelis taklim. Demikian pula kepada ibu B, dikatakannya hal senada.

"Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain, maka perangilah orang yang aniaya itu sehingga golongan tersebut kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali, maka damaikanlah antara keduanya dengan adil, dan berlakulah adil. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertindak adil."
(QS Al Hujurot : ayat 9)




Misalnya ada si A. Dengan wajah penuh emosi datang bawa golok nyamperin si B lalu menanyakan di mana keberadaan si C (orang yang mau dibunuh si A). Karena ingin menyelamatkan si C, si B berdusta. Bilang enggak tahu keberadaan si C (padahal sebenernya tahu). Nah, berdustanya si B untuk menyelamatkan si C (jiwa orang yang sedang terancam karena mau dibunuh) itu malah bukan saja boleh, malah berdosa kalau dia jujur.

Tapi ya temen-temen...

Walaupun demikian lidah yang kecil bentuknya tapi besar akibatnya ini, seberat apapun menjaganya, harus tetap terpelihara ya. Lidah ini harus diisi dengan nilai-nilai iman yang sudah dimasukkan bagaimana berat untuk berdusta, memfitnah, mengunjing. Dan ringan untuk mengucapkan yang baik, dzikrullah, membaca Alquran, ataupun memusyawarahkan hal-hal baik.

Mudah-mudahan kita semua bisa menjaga Lida masing-masing ya.


Wallohu'alam bishoab
Next Post Previous Post
1 Comments
  • Renita Oktavia
    Renita Oktavia 1 Juni 2020 pukul 14.51

    Tapi ati-ati kalau istri tanya kelihatan endut atau gak. Jawaban "ya" atau "tidak" bisa berujung pada tidur di luar wkwkwk

Add Comment
comment url