Ayok Kita Baca Buku Biar
Semakin banyak anda membaca, semakin banyak anda mengetahui. Semakin banyak anda mengetahui, semakin mudah anda menggenggam dunia.
Barangkali kata-kata itu gue tulis buat gue sendiri, biar gue rajin baca. Apapun bacaannya, selama tidak ada yang mengharamkannya, selama mendatangkan manfaat atau dirasa bermanfaat buat gue. Ya mesti gue lahap. Hap hap. Tangkap.
Sebetulnya gue tipe orang yang kalau baca buku itu mudah ngantuk. Apa kamu juga kek gitu? Oke fix. Berarti kita samaan. Enggak mudah buat gue bisa fokus baca buku, apalagi kalau berlama-lama; apalagi kalau yang dibaca adalah tulisan yang "agak" mikir; apalagi kalau ini, apalagi kalau itu, sederet alasan yang bikin gue jarang baca buku. Bukan males ya, gue sadar kalau buku itu penting. Cuman ya begitu, gue gak bisa baca buku lama-lama. Ngantuk! Hehe.
Padahal ya
Mengutip catatan halodoc.com, ada sedikitnya 6 manfaat membiasaka diri membaca buku yang tentunya sangat bagus untuk diri kita. Diantaranya :
1. Memperlambat Proses Penyakit Alzheimer
Bagi pengidap Alzheimer, menjalankan pengobatan yang disarankan oleh dokter menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini. Namun, di sela-sela pengobatan yang dilakukan, sebaiknya coba mengisi waktu dengan membaca buku. Melansir Caring Everyday, membaca menurunkan risiko protein beta amyloid dalam otak yang meningkatkan risiko Alzheimer.
2. Meningkatkan Daya Ingat
Melansir The Best Brain Possible, kebiasaan membaca buku meningkatkan daya ingat seseorang. Ketika sedang membaca, otak tidak hanya menguraikan kata-kata yang kamu baca. Dengan membaca, neurobiologis memproses gambar maupun ucapan yang muncul ketika kamu membaca. Saat membaca bagian otak yang mengatur penglihatan dan bahasa bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang kamu mengerti dan lebih mudah untuk diingat.
3. Meningkatkan Kemampuan Konsentrasi
Membaca mampu meningkatkan kemampuan konsentrasi menjadi lebih baik lagi. Cobalah untuk rutin membaca buku agar kemampuan konsentrasi semakin terasah dengan baik. Jika kamu merasa mengalami gangguan konsentrasi, segera gunakan aplikasi Halodoc dan bertanya pada dokter mengenai keluhan kesehatan yang dialami. Ada berbagai faktor yang menurunkan kemampuan konsentrasi seseorang, salah satunya stres dan depresi.
4. Menurunkan Risiko Stres dan Depresi
Faktor lingkungan, situasi, serta kesehatan meningkatkan risiko stres maupun depresi pada seseorang. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi ini, salah satunya dengan membaca buku.
Melansir Huffpost, membaca buku dapat digunakan dengan lebih efektif untuk menurunkan stres dibandingkan berjalan kaki maupun mendengarkan lagu. Jadi, tidak ada salahnya membiasakan diri untuk belajar mencintai kegiatan membaca agar kesehatan mental tetap terjaga dengan baik.
5. Hiburan Murah
Tidak ada salahnya sesekali mengunjungi perpustakaan. Tentunya pada perpustakaan kamu menemukan berbagai macam jenis buku yang ingin dibaca, mulai dari cerita fiksi, novel, hingga buku dengan cerita yang menarik.
6. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Ingin meningkatkan kemampuan komunikasi menjadi lebih baik? Jangan lupa untuk membaca buku setiap harinya. Memiliki kebiasaan membaca buku meningkatkan kemampuan komunikasi dalam otak. Selain itu, penambahan kosakata menjadi cara yang baik untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam keseharian.
Nah, gue gak mau dong, lama-lama nerima diri begitu aja, apalagi ini penerimaan yang memalukan. Gue kalah sama lelah dan ngantuk. Padahal imam Syafii jelas-jelas bilang
Jika kamu tidak tahan dengan lelahnya belajar. Maka kamu harus tahan dengan perihnya kebodohan.
Jleb. Panah itu menusuk dalam.
Perlahan tapi pasti, gue mesti belajar membaca (lagi), meski dimulai dengan bacaan yang ringan-ringan kayak novel bergenre romansa. Novel ini sungguh ampuh bikin gue betah baca buku, pernah satu ketika gue bisa menamatkan satu novel full semalaman. Judulnya "Perahu Kertas" yang nulis Mbak Dee Lestari. Dan satu lagi novel yang ukuranya agak besar itu tamat dalam kurun waktu tiga hari (segini buT gue udah amazing) Judulnya "Api Tauhid" yang nulis adalah Penulis idola gue. Habiburrahman El Shirazy.
Perahu Kertas
Novel ini sangat ringan untuk dibaca, gaya bahasanya yang anak muda banget. Serta adegan dan konflik yang memang berisi seputar hubungan anak muda, mungkin membuat gue nyambung. Gue bingung jelasinnya, tapi setiap tulisannya, lembar per lembar itu seolah ngajak gue untuk terus baca. Gue penasaran sama setiap lembarannya, satu lembar berakhir, gue lapar dan ingin segera melahap lembaran berikutnya.
Sempat enggak suka dan ill feel karena si tokoh utama dalam novel melakukan adegan dewasa tanpa sensor, waduh. Hemm, mungkin karena biar laku sama anak muda kali ya. Huft. Ujungnya gue tamatin juga sih, nanggung soalnya adegan itu ada di mau akhir. Intinya sih itu Ya... Se simple itu bisa menamatkan satu novel semalaman. Karena penasaran. wkwkw.
Api Tauhid
Membaca novel-novel karangan Habiburrahman El Shirazy ini seperti sedang melakukan sanlat alias santren kilat ++, selain sering diselipkan ilmu agama dalam ceritanya, motivasi kehidupan, novel-novel beliau selalu berhasil membuat jiwa gue "terbangun" lantas melek terhadap fenomena yang ada.
Soal cerita yang dibawakan, beliau tidak pernah buat kecewa. Kayak novel Api Tauhid ini, ada dua cerita keren layang disaksikan dong. Pertama cerita tentang hubungan Fahmi sebagai tokoh utama dalam novel. Kedua adalah Badiuzzaman Said Nursi, tokoh utama yang diceritakan didalam cerita didalam novel itu. Bingung ya? Jadi gini, novelnya menceritakan tentang kisah seorang pemuda bernama Fahmi yang sedang galau karena suatu masalah yang sangat super besar, saking besarnya, si Fahmi ini nekat buat itikaf di Masjid Nabawi dengan Azzam supaya bisa menghatamkan Qur'an selama empat puluh kali dalam hafalan. (Enggak baca Qur'an, tapi hafalan. Masya Allah ya).
Dalam cerita, karena Fahmi ini sakit, teman-teman dirasa perlu membawa Fahmi jalan-jalan. Diajaklah dia ke Turki, menceritakan sejarah Turki, khususnya sejarah Badiuzzaman Said Nursi. Pokoknya kalau kamu termasuk orang yang ingin semangat dalam berdakwah, baca deh Novel ini. Hehe
Adapun Buku non-Fiksi yang seketika menjadi buku favorit gue adalah buku Wonderful Marriage karangan Ustadz Cahyadi Takariawan. Buku non fiksi pertama yang bisa gue selesaikan dalam waktu 1hari. Dibaca pas mau nikah banget. Hehe
Membaca adalah kebutuhan
Makin ke sini, makin merasa kalau membaca itu harus dijadikan kebutuhan. Apalagi gue kan pengen jadi penulis. Penulis mana yang bisa bikin tulisan tapi enggak pernah baca terlebih dahulu. Mungkin ada ya, tapi enggak tahu gimana bikinnya. Setahu gue penulis penulis keren itu bisa menghasilkan karya karena memang rajin membaca, rajin belajar, rajin mencari ilmu. Haus akan hal-hal baru. Jadi bisa gue simpulkan kalau ingin jadi penulis tapi enggak pernah mau baca, ya sama aja bohong. Hehe
Sebagai penyemagat, kita mestinya berkaca kepada para pendahulu soal tulis-menulis. Salah satunya adalah dari golongan alim ulama. Mengutip catatan afifahafra.com, ada banyak ulama yang sudah menjadi penulis produktif, bahkan karyanya abadi sampai saat ini. Tiga diantaranya adalah sebagai berikut :
Imam Ath-Thabari,
Beliau yang bernama lengkap Abu Ja'far Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib al Amali ath-Thabari, terkenal sebagai ulama yang sangat banyak menghasilkan karya.
Imam Ath-Thabari, dalam sehari beliau menulis 40 lembar. Seumur hidup, beliau berhasil menulis 584.000 lembar naskah. Karya beliau yang paling terkenal adalah Tafsir Ath-Thabari dan Tarikh Ath-Thabari (judul aslinya Tarikh ar-Rusul wal Muluk). Tarikh Ath Thabari sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan jumlah buku sebanyak 40 jilid!
Imam Jalaluddin as-Suyuthi,
Berhasil menyusun 600 karya tulis dari berbagai disiplin ilmu. Sampai-sampai beliau diberi julukan Ibnu Kutub, saking produktifnya dalam menulis. Nama lengkap beliau adalah Al-Imam Jalaluddin Abdurrahman al-Misri as-Suyuthi asy Syafi'i al-Asy'ari.
Beberapa karyanya yang terkenal antara lain Tafsir Jalalain (ditulis bersama gurunya, Jalaluddin al-Mahall). Al-Itqan fi 'Ulum al Qur'an Al-Bāb an-Nuqul fi Asbab an-Nuzul dan sebagainya. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Imam Jalaluddin As Suyuthi memiliki semacam sertifikat atau ijazah sebanyak 150 yang didapatkan dari 150 guru.
Ibnul Qayyim
Tak kalah hebat adalah Ibnul Qayyim yang Juga super duper produktif. Syekh Abu Bakar Zaid pernah menghitung jumlah karya Ibnu Qayyim. lebih dari 596 buku.
Pada akhirnya gue sadar. Gue masih perlu banyak belajar, sebagai calon penulis buku. Kalau temen-temen ada yang merasa demikian. Yok, kita belajar bareng-bareng. Kalau kata Mbak-mbak Pom bensin mah, yok Mas kita mulai dari angka nol ya. Dan jangan pernah malu untuk belajar meski dari nol. Toh, ilmu itu nantinya buat menerangi kita juga kan di akhirat nanti.
MasyaAllah benerr banget. Seketika inget, ulama tidurnya ada yang hanya 2 sampai 3 jam aja sehari. Buat belajar dan ibadah.
Semangaaattt om!
Saking berilmu nya Mereka ya Kak Jii
Sangat menginspirasi sekali dan informatif. Pertama, kita sadar bahwa membaca rupanya sangat baik bagi kesehatan. Kedua, saya belum pernah baca Perahu Kertas, tapi kalo Api Tauhid Alhamdulillah sudah dan keteladanan Said Nursi adalah sebuah anugerah dalam novel tsb. Ketiga, rupanya ulama-ulama dahulu sangat senang menulis dan mencerahkan. Ulama Indonesia juga banyak sebenarnya diantaranya HAMKA dan Quraish Shihab.
Wah bener banget Mas. Malah buya Hamka itu keren banget, walaupun dipenjara. Tapi tetep ngehasilin karya. Tafsir Al Qur'an lagi. Beuuuuh
Eh, ini saya malah baru tau loh kalo membaca juga bagus untuk kesehatan.
Terimakasih idutinov sudah menginspirasi dan informatif banget.
Asyiap Gan, makasih udah mampir ya
wah aku banget nih, 2 lembar baca langsung ngantuk.. makasih infonya jadi tambah semangat baca :D
Mantap. Lanjutkan!
Semoga kita semua bisa mengikuti para ulama terdahulu. Yuk nulis lagi, lagi, dan lagi.
Hayuk Kak Lulu. Mudah-mudahan bisa istiqomah menulis seperti teman senja. Hehe