Tarbiyah Dzatiyah (2) Sarana


gambar : unsplash.com


Assalamu'alaikum warahmatulloh wabarokaatu

Pembaca yang dirohmati Alloh SWT, puji sudah selayaknya kita sampaikan Illahi Robbi, syukur sudah sepatutnya kita panjatkan ke Zat yang maha Makmur. Alhamdulillahirobbil 'alamiin. pada kesempatan kali ini, kita masih bisa merasakan nikmat dari-Nya, nikmat melihat, nikmat mendengar, nikmat bergerak, tangan menulis, mulut atau hati membaca. bayangkan jika satu dari nikmat-Nya yang saya sebutkan barusan tidak bisa kita nikmati, semoga kita dijadikan makhluk yang selalu bersyukur dan dijauhkan dari perkara kufur, naudzubillahi mindzalik.

Sholawat dan salam keselamatan mari kita lafadzkan, kita serukan, kita dawamkan dan semoga tersampaikan kepada jungjungan kita, Nabi terakhir, Nabi yang Mulia yaitu : kanjeng Nabi Muhammad Shollallohu 'alaihi wassalam.

Pembaca yang dirohmati Alloh SWT, dah kelaaman nih belum nulis lagi, hehe, melanjutkan tulisan kemarin soal Tarbiyah Dzatiyah aja kalau nggak bener-bener disempatkan ternyata susah. (lho kok jadi Curhat, hehe) tapi memang menulis ternyata nggak gampang ya (curhat lagi) .
Baiklah, kita langsung lanjutkan saja ya materi Tarbiyah Dzatiyahnya ..

Sarana-sarana Tarbiyah Dzatiyah

1. Muhasabah

Melakukan muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas kebaikan dan keburukan yang telah ia kerjakan, meneliti kebaikan dan keburukan yang ia miliki, agar ia tidak terperanjat kaget dengan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya pada hari kiamat.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (QS. AlHasyr : 18)

 Dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda :

“Orang cerdas (berakal) ialah orang yang menghisab dirinya dan berbuat untuk setelah kematian. Dan, orang yang lemah ialah orang yang mengikutkan dirinya kepada hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah.” (At-Tirmidzi) 

Bermuhasabah

sudahkah kita memuhasabahi kesehatan iman kita, akidah kita ? sudah terbebaskan iman kita dari syirik kecil dan tersembunyi ?  masihkan kita melandaskan segala sesuatunya karena Alloh, bukan karena Uang ? bukan karena berharap sesuatu selain Alloh ?

sudahkah kita memuhasabahi kewajiban kita, sholat 5 waktu, berbakti kepada orang tua, menghargai hak-hak orang lain ?

sejauh mana kita mengupayakan apa yang kita lakukan itu halal, bukan hal yang haram.
sejauh mana kita mengupayakan diri untuk menjalankan sunnah-sunnah dari Rosul-Nya

2. Taubat dari segala Dosa

Hakikat dosa Dosa pada hakikatnya adalah tidak mengerjakan kewajiban-kewajiban syar’i, atau melalaikannya, dalam bentuk tidak mengerjakannya dengan semestinya,

Syarat-syarat taubat Taubat nasuhah (hakiki) ialah taubat jujur dan serius, yang menghapus kesalahankesalahan sebelumnya dan melindungi pelakunya dari dosa-dosa sebelumnya,

Semua dosa itu kesalahan,

Hukuman di dunia Dosa, yang pelakunya tidak bertaubat darinya, punya hukuman segera di dunia, sebelum di akhirat, kendati kadang kejadiannya agak tertunda. Dari sinilah, kecerdasan akal orang muslim ketika ia banyak bertaubat dan beristighfar di setiap waktu dan kondisi, dengan harapan Allah mengampuninya di dunia dan tidak menghukumnya di akhirat,

Di antara trik jiwa kita Makar setan terhadap manusia dan perjuangannya mati-matian untuk menipu manusia dengan segala cara menyebabkan manusia menunda-nunda taubat dan kembali kepada Allah, dengan banyak argumentasi.

3. Menambah Ilmu

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menambah ilmu seperti dengan membaca buku, menghadiri pertemuan yang membahas ilmu, pengajian, seminar pokoknya banyak. hehe

4. Mengerjakan amalan-amalan iman


  • Mengerjakan ibadah-ibadah wajib seoptimal mungkin
  • Meningkatkan porsi ibadah-ibadah Sunnah
5. Memperhatikan Aspek Moral

  • sabar 
  • membersihkan hati dari akhlak tercela
  • meningkatkan kualitas akhlak
  • bergaul dengan orang-orang dengan akhlak mulia
  • memperhatikan etika-etika umum
6. Terlibat dalam aktivitas Dakwah

sebetulnya, Dakwah itu wajib looh . mengajak orang berbuat baik meninggalkan perbuatan yang kurang baik.

7. Bershungguh-sungguh

mentarbiyah diri sendiri ya memang harus bersungguh-sungguh supaya hasilnya sungguhan. hhe

..

nah, segini dulu materi perihal Sarana Tarbiyah Dzatiyahnya ya .. 

maafkan pabila ada kesalahan, Wassalamu'alaikum warahmatulloh




Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url