Pasal 1 : Senior Tidak Pernah Salah
Pasal 1
Senior tidak pernah salah
Pasal 2
Jika senior salah, inget pasal 1.
---- ----
Siang hari.
Lapang basket sedang panas-panasnya, berdiri diatasnya merupakan ide buruk, apalagi untuk orang yang sedang melakukan program pemutihan kulit. Sangat ide buruk.
Radiasi matahari di siang yang terik katanya bisa menyebabkan kanker kulit. Bisa menjadi pengecualian kalau kita pakei sunblock atau kain penutup kulit, jaket atau baju panjang misalnya.
Dilapang itu . Para siswa/i SMA Piramida sedang melaksanakan kegiatan orientasi, MOPD . Masa Orientasi Peserta Didik.
Berbaris rapi ditengah lapangan adalah para peserta didik pemula yang biasa disebut junior. Di sekeliling mereka ada kakak kelas mereka sedang mengawasi. Mereka adalah senior
"Hey Kamu Ryan ! Sini kamu !"
Dimas. Salah satu senior memanggil Ryan salah satu peserta MOPD. Badannya besar tapi wajahnya polos seperti anak kecil.
Setiap peserta memang disuruh untuk memakai atribut khusus, termasuk papan nama yang besar supaya mudah dikenali.
"Nama kamu Ryan ?!" Tanya Dimas basa-basi . Karena sebetulnya dia sudah melihat papan dada Ryan.
"Iya Kak, nama saya Ryan" jawab Ryan pelan, sambil nunduk karena gak berani melihat wajah Dimas seniornya.
"Kamu tahu kenapa kamu saya Panggil?" Dimas bertanya dengan nada sedikit pelan ketimbang sebelumnya.
"Aku gak tahu Kak"
Jawab Ryan Singkat
"Push up kamu 20 kali !"
Kali ini Dimas membentak .
"Maaf kak, salah saya apa ?
Ryan penasaran.
"Kamu yah ! Disuruh ngeyel ! .. salah kamu tuh karena kamu enggak tahu salah kamu apa, harusnya kamu tahu !
Ryan hanya bisa menunduk tak berdaya ketika Dimas membentaknya lagi.
"Dan karena kamu membangkang, Push up nya saya tambah 10. Cepetan Push Up !!!!"
Tak berpikir lama, Ryan langsung turun ke Bawah ambil posisi Push Up.
"Hitungan ada di Saya !!"
Reno mengambil alih Ryan dari Dimas.
"Satu !!!"
Ryan memulai Push Up pertamanya, namun sayang sebelum selesai . Reno tak terima push up pertama Ryan .
"Ulangi Ulangi "
"Kamu mulai dari bawah, badan kamu harus nempel sama lapang!. Saat saya mulai hitung, badanya kamu naikin atas terus nempel lagi ke lapang !! Dasar T#### "
Siang makin terik .
Lapangan menjadi semakin panas saja karena menyerap dan memantulkan cahaya matahari, Bukan hanya Ryan . Beberapa peserta MOPD lain juga mendapatkan perlakuan yang serupa.
Lapang panas semakin panas karena kegiatan ini, bentakan menjadi hal biasa. Debu menempel ke badan Ryan, bercampur dengan kain baju yang basah karena keringat yang tak henti-hentinya bercucuran
"Satu !!!" Sambil membentak, Reno memulai kembali hitungan push up untuk Ryan.
"Dua !!!" Reno melanjutkan hitungannya .
Tiga , empat, lima ......
Reno asyik sekali melakukan itu kepada Ryan, sesekali dia tendang pantatnya Ryan karena terlalu menjorok ke atas. Reno seolah menikmati hukuman yang diberikan tanpa sebab ke Ryan, dia sering tertawa sambil membentak.
Waktu berjalan , sampailah hitungan ke angka 15, posisi Ryan pun berada di bawah, menempel dengan Lapang yang terbuat dari bata. Panas diatas disengat matahari, panas dibawah dari bata. Sudah seperti sedang dipanggang saja.
Sebetulnya Ryan sudah tak sanggup melanjutkan Push up, tangan Ryan kelelahan . Terlihat setelah hitungan ke 6 dan seterusnya , ada getaran dan goyangan tanda tangan Ryan sudah tak mampu menopang berat badannya .
"15 Setengah !!"
Ryan mencoba mengangkat kembali Badan besarnya itu, berusaha sekuat tenaga . Tangannya makin goyang, tak kokoh seperti pada hitungan 1 sampai 5.
Akhirnya Ryan bisa mengangkat badannya Sempurna , dan langsung menjatuhkannya ke bawah. Rian kelelahan .
"Eh eh eh, Lima belas setengah tuh berarti badanya jangan sampai ke atas tapi gak nyentuh bata !!!"
Ucap Reno, sambil tertawa masih membentak.
Ryan mengulanginya lagi, berusaha mengangkat badan besarnya, tangannya makin terlihat kelelahan tak mampu menopang . Keringatnya terus bercucuran, seluruh kain yang menutupi badannya, baju dan celananya basah karena keringatnya..
Ryan tak mampu melawan, Ryan ketakutan. Dia memaksakan tangannya yang sudah kelelahan itu mengangkat badan besarnya, menahannya supaya tidak keatas dan tidak kebawah menempel bata.
Seniornya yang lain tertawa lepas melihat Ryan. seolah puas menghukumi makhluk Alloh yang satu itu.
Mata Ryan berkunang-kunang, pandanganya kabur, badanya mulai tak dapat ia rasa , beberapa detik kemudian. Badanya Jatuh.
Ryan tak sadarkan diri.
Badannya tergeletak seketika.
Senior panik
Senior tidak pernah salah
Pasal 2
Jika senior salah, inget pasal 1.
---- ----
Siang hari.
Lapang basket sedang panas-panasnya, berdiri diatasnya merupakan ide buruk, apalagi untuk orang yang sedang melakukan program pemutihan kulit. Sangat ide buruk.
Radiasi matahari di siang yang terik katanya bisa menyebabkan kanker kulit. Bisa menjadi pengecualian kalau kita pakei sunblock atau kain penutup kulit, jaket atau baju panjang misalnya.
Dilapang itu . Para siswa/i SMA Piramida sedang melaksanakan kegiatan orientasi, MOPD . Masa Orientasi Peserta Didik.
Berbaris rapi ditengah lapangan adalah para peserta didik pemula yang biasa disebut junior. Di sekeliling mereka ada kakak kelas mereka sedang mengawasi. Mereka adalah senior
"Hey Kamu Ryan ! Sini kamu !"
Dimas. Salah satu senior memanggil Ryan salah satu peserta MOPD. Badannya besar tapi wajahnya polos seperti anak kecil.
Setiap peserta memang disuruh untuk memakai atribut khusus, termasuk papan nama yang besar supaya mudah dikenali.
"Nama kamu Ryan ?!" Tanya Dimas basa-basi . Karena sebetulnya dia sudah melihat papan dada Ryan.
"Iya Kak, nama saya Ryan" jawab Ryan pelan, sambil nunduk karena gak berani melihat wajah Dimas seniornya.
"Kamu tahu kenapa kamu saya Panggil?" Dimas bertanya dengan nada sedikit pelan ketimbang sebelumnya.
"Aku gak tahu Kak"
Jawab Ryan Singkat
"Push up kamu 20 kali !"
Kali ini Dimas membentak .
"Maaf kak, salah saya apa ?
Ryan penasaran.
"Kamu yah ! Disuruh ngeyel ! .. salah kamu tuh karena kamu enggak tahu salah kamu apa, harusnya kamu tahu !
Ryan hanya bisa menunduk tak berdaya ketika Dimas membentaknya lagi.
"Dan karena kamu membangkang, Push up nya saya tambah 10. Cepetan Push Up !!!!"
Tak berpikir lama, Ryan langsung turun ke Bawah ambil posisi Push Up.
"Hitungan ada di Saya !!"
Reno mengambil alih Ryan dari Dimas.
"Satu !!!"
Ryan memulai Push Up pertamanya, namun sayang sebelum selesai . Reno tak terima push up pertama Ryan .
"Ulangi Ulangi "
"Kamu mulai dari bawah, badan kamu harus nempel sama lapang!. Saat saya mulai hitung, badanya kamu naikin atas terus nempel lagi ke lapang !! Dasar T#### "
Siang makin terik .
Lapangan menjadi semakin panas saja karena menyerap dan memantulkan cahaya matahari, Bukan hanya Ryan . Beberapa peserta MOPD lain juga mendapatkan perlakuan yang serupa.
Lapang panas semakin panas karena kegiatan ini, bentakan menjadi hal biasa. Debu menempel ke badan Ryan, bercampur dengan kain baju yang basah karena keringat yang tak henti-hentinya bercucuran
"Satu !!!" Sambil membentak, Reno memulai kembali hitungan push up untuk Ryan.
"Dua !!!" Reno melanjutkan hitungannya .
Tiga , empat, lima ......
Reno asyik sekali melakukan itu kepada Ryan, sesekali dia tendang pantatnya Ryan karena terlalu menjorok ke atas. Reno seolah menikmati hukuman yang diberikan tanpa sebab ke Ryan, dia sering tertawa sambil membentak.
Waktu berjalan , sampailah hitungan ke angka 15, posisi Ryan pun berada di bawah, menempel dengan Lapang yang terbuat dari bata. Panas diatas disengat matahari, panas dibawah dari bata. Sudah seperti sedang dipanggang saja.
Sebetulnya Ryan sudah tak sanggup melanjutkan Push up, tangan Ryan kelelahan . Terlihat setelah hitungan ke 6 dan seterusnya , ada getaran dan goyangan tanda tangan Ryan sudah tak mampu menopang berat badannya .
"15 Setengah !!"
Ryan mencoba mengangkat kembali Badan besarnya itu, berusaha sekuat tenaga . Tangannya makin goyang, tak kokoh seperti pada hitungan 1 sampai 5.
Akhirnya Ryan bisa mengangkat badannya Sempurna , dan langsung menjatuhkannya ke bawah. Rian kelelahan .
"Eh eh eh, Lima belas setengah tuh berarti badanya jangan sampai ke atas tapi gak nyentuh bata !!!"
Ucap Reno, sambil tertawa masih membentak.
Ryan mengulanginya lagi, berusaha mengangkat badan besarnya, tangannya makin terlihat kelelahan tak mampu menopang . Keringatnya terus bercucuran, seluruh kain yang menutupi badannya, baju dan celananya basah karena keringatnya..
Ryan tak mampu melawan, Ryan ketakutan. Dia memaksakan tangannya yang sudah kelelahan itu mengangkat badan besarnya, menahannya supaya tidak keatas dan tidak kebawah menempel bata.
Seniornya yang lain tertawa lepas melihat Ryan. seolah puas menghukumi makhluk Alloh yang satu itu.
Mata Ryan berkunang-kunang, pandanganya kabur, badanya mulai tak dapat ia rasa , beberapa detik kemudian. Badanya Jatuh.
Ryan tak sadarkan diri.
Badannya tergeletak seketika.
Senior panik