Hari ke-7 Ngodop I Filosofi Plastik, Basah dan Macet


Hai Riders

Apa yang kalian ketahui tentang plastik, basah dan macet?
bisa beragam bukan? 

Banyak kalimat yang biasa berdampingan dengan kata plastik yang tercipta di bumi ini, mulai dari kantong plastik sampai dengan operasi plastik; Banyak pula kata yang berdampingan dengan kata basah, mulai dari tisu basah sampai dengan mandi karena basah (nah loh, maksudnya karena hujan, basah. Jadi harus mandi . gituloo); macet, banyak juga kata yang berdampingan dengan kata macet, Jalan macet salah satunya.

Terlepas dari pengertian asli dari ketiga kata tersebut, sebagai seorang yang harus peka terhadap sesuatu, gue selalu berusaha supaya bisa menyampaikan kebaikan. Gue ingin ketiga kata tersebut bisa dijadikan manfaat bagi Riders sekalian. Nah, Bagaimana kalau ketiga kata tersebut kita jadikan sebuah filosofi? Seperti Filosofi kopi, kali aja nanti ada yang tertarik terus dibuat film. Wkwkwkw ngarep sih gue. Pokoknya fix mari kita jadikan plastik, basah dan macet sebagai filosofi ya (walaupun terkesan terpaksa, hehe).

Bicara tentang Filosofi, kita bicara tentang manfaat atau pelajaran yang bisa di ambil. Nah adakah pelajaran yang bisa kita ambil dari Filosofi plastik, basah, dan macet? Tentunya mari kita bahas sama-sama, setuju atau tidak, silahkan Riders menilai sendiri.

Filosofi Plastik (kantong plastik minimarket)

Plastik adalah bahan yang sangat berguna bagi aktivitas kita, kantong plastik misalnya… jadilah kita seperti sifat kantong plastik, keberadaan nya mampu meringankan beban orang lain, karena ada kantong plastik Ibu-ibu yang lupa bawa tas pas ke minimarket bisa membawa banyak kebutuhan dengan kantong plastik.

Filosofi Basah
Basah adalah keadaan yang berlawanan dengan kering, pekarangan rumah menjadi gersang karena kekeringan, maka dengan air, pekarangan berubah menjadi basah, pekarangan menjadi sejuk. Maka jadilah seperti sifat basah, yang mampu menyejukkan, menyuburkan sampai melepaskan dahaga.

Filosofi Macet 

Kata dari macet hampir terlihat tak ada bagusnya, ketika jalan macet kita jadi enggan untuk mengeluarkan kendaraan bukan?. Sifat macet adalah menyatukan, memberi ruang diskusi untuk sebuah kebersamaan. Maka filosofi macet adalah tentang kesatuan dan kebersamaan. Karena lewat macet kita bisa membuat orang jarang berbicara menjadi berbicara, lewat macet juga kita selalu di ajarkan untuk berzikir atau bersolawat.

Kesimpulan nya adalah bahwa kita bisa belajar dari apa pun, termasuk dari plastik, basah dan macet.
Sekian gue Ibrahim Dutinov. Gue penulis, bukan teroris.

#ODOPBatch7
#KMPSMI2
Next Post Previous Post
15 Comments
  • Renita Oktavia
    Renita Oktavia 15 September 2019 pukul 16.21

    Seperti menegakkan benang basah, juga bisa

    • Ibrahim Dutinov
      Ibrahim Dutinov 16 September 2019 pukul 07.37

      Wah ini peribasaha ya... baru denger sih, hehe.
      kalau di Malaysia mungkin namanya memintal buih jadi permadani ya .

      makasih Teh sudah selalu mampir di komentar

    • Renita Oktavia
      Renita Oktavia 16 September 2019 pukul 19.41

      Pak, coba sekali-kali menulis dengan menyisipkan kata kiasan dan peribahasa. Untuk melatih skill menulis aja ��. Tulisanmu bagus lho, Pak.

  • Lusi Dan
    Lusi Dan 15 September 2019 pukul 22.05

    Mantap bang... terjawab sudah challenge nya

    • Ibrahim Dutinov
      Ibrahim Dutinov 16 September 2019 pukul 07.39

      hehe. jujur aku pede banget nulis ini, pede aja... padahal kalau di baca lagi terkesan memaksakan ya. Tapi alhamdulillah sing penting akutu sekarang lancar nulis dulu aja, hehe.

      Terimakasih udah mampir ya

  • Sulaeman Daud
    Sulaeman Daud 16 September 2019 pukul 11.57

    Kayaknya agak terlalu memaksakan. Tapi, hal2 seperti ini jarang sekali terpikirkan oleh orang lain. Semangat terus bang!!!

    • Ibrahim Dutinov
      Ibrahim Dutinov 16 September 2019 pukul 11.58

      Duh emang memaksakan sih. hehe

      Nuhun kang tos mampir, hehe

  • Habibie
    Habibie 16 September 2019 pukul 19.41

    Ashiappp... anda penulis bukan teroris.... XD
    Selamatkan bumi dari teroris sampah plastik..!

    as always, mantavv, Dutinov! haha

    • Ibrahim Dutinov
      Ibrahim Dutinov 17 September 2019 pukul 08.59

      ahaha Ahsyiaap Bapak Arsitek. hehe

      terimakasih sudah mampir

  • Kiletters
    Kiletters 16 September 2019 pukul 21.31

    Filosofi baru dari basah, macet dan plastik 😀bagus kak👍

    • Ibrahim Dutinov
      Ibrahim Dutinov 17 September 2019 pukul 09.00

      hehe. terlalu memaksakan sih,
      maakasih udah mampir Kak

  • Arhana
    Arhana 17 September 2019 pukul 00.09

    Luar biasa...
    Beginilah jika kepekaan itu terasah dengan baik.

    Nice post kak. Typo yang bertebaran bisa diedit lagi nanti, ok?

    • Ibrahim Dutinov
      Ibrahim Dutinov 17 September 2019 pukul 09.00

      masih ada typo di tulisan aku ?

  • Lia Anelia
    Lia Anelia 22 September 2019 pukul 08.10

    Keren tulisannya. Kreatif sekali, dari basah, macet dan plastik terciptalah filosfi yang penuh hikmah. Good job. 👍😁

  • Ibrahim Dutinov
    Ibrahim Dutinov 22 September 2019 pukul 08.58

    Alhamdulillah Kak .

    Makasih udah mampir

Add Comment
comment url