Fakta 2 Oktober : Tentang Hari Batik Nasional dan Covid19

Canva
Selamat Hari Batik Nasional hai sahabat Dutinov. Apa yang beda di hari batik tahun ini? Yap! Covid membuat perbedaan. sekarang apa-apa covid ya gais. Jalan-jalan ketemu covid, pengiriman tertunda gara-gara covid, sampai adaptasi kebiasaan baru pun dilakukan karena adanya covid. 

Qodorulloh, makhluk mikro itu ternyata berimbas kepada hal yang makro. Namun, kalau kita mau berpikir lagi, sebetulnya tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Termasuk covid ini, seijin Allah Swt, virus Covid19 membuat wajah dunia berubah. Lalu di Hari Batik Nasional ini apa yang harus kita lakukan?

Sebelum menjawab pertanyaan itu, jalan-jalan dulu yuks gaiss. Tenang gue tahu musim covid begini sangat tidak disarankan untuk melancong. Itu secara fisik, tapi kalau melancong secara visual, masih boleh kok. Malah disarankan. Lagi pula, pikiran pasti mumet dong beberapa bulan di rumah terus. Hayoo ngaku deh pasti dari lubuk hati yang paling dalam, udah gak sabar pengen liburan.

Karena tanggal 2 Oktober ini adalah Hari Batik Nasional, gue akan bawa kalian jalan-jalan ke empat kota batik yang ada di Indonesia. Ada kota apa aja sih? Jawabannya bisa dicontek di lirik lagu berikut
Kota batik di pekalongan 
Bukan Jogja bukan Solo
Gadis cantik jadi pujaan
Jangan bejat jangan bodo!

Slank
Oh ya sebetulnya Kota Batik di Indonesia ada banyak sih, lebih dari 10 loh. Cuman emang yang paling terkenal ada beberapa saja. Udah ah, jangan banyak basa basi lagi. Nih 4 Kota Batik yang ada di Indonesia

Pekalongan

Motif Batik Pekalongan
blog.tiket.com
Yap,  yang pertama yang akan kita kunjungi adalah Pekalongan. Sebetulnya Pekalongan ini masuknya kabupaten ya, tapi gapapa. Kota kabupaten sama-sama dibawah gubernur kok (loh ganyambung, hehe) untuk kalian ketahui ya gaiss Pekalongan ini memiliki corak Batik yang khas dan variatif. Pekalongan juga masuk jaringan kota kreatif UNESCO dalam kategori crafts & folk art pada Desember 2014 dan memiliki city branding World’s city of Batik. Wiii, beri tepuk tangan untuk Pekalongan. Ada yang dari Pekalongan?

Jalan-jalan ke Pekalongan kayaknya gak bakalan asyik kalau enggak mampir ke Musium Batik Pekalongan, asli yakali maen ke kota batik tapi enggak mampir ke musiumnya.Walah-walah 

Musium Batik Pekalongan

Museum Batik Pekalongan menempati gedung tua berbentuk segi empat simetris dengan taman di tengahnya yang ada sejak 1906. Halaman depan tidaklah terlalu luas. Lebar halamannya hanya 6 meter dengan panjang sekitar 50 meter memanjang sepanjang bangunan bergaya kolonial itu.

Yang membuat tempat wisata Pekalongan Museum Batik ini terlihat cantik, adalah karena berdampingan masjid ber-menara kembar dan kubah keemasan. Di depan museum adalah Taman Jetayu yang panjang mirip bubu. Saat ke museum, pengunjung melewati Jembatan Loji yang melintang di atas Sungai Kupang.

Di ruangan pertama tempat wisata Pekalongan ini dipamerkan sejumlah canting tulis. Canting tulis memiliki 9 ukuran, semuanya memiliki cucuk untuk menorehkan malam, mangkok tembaga atau nyamplung, serta gagang kayu glonggong. Canting digunakan untuk menorehkan warna.

Keluar dari ruangan pertama menuju ruangan kedua, pengunjung melewati wadah tembaga besar. Wadah yang disebut Jedi itu dipakai tahun 1849 – 1947 oleh pengusaha batik sebagai tempat Nglorod. Yaitu proses melepaskan lilin / malam dari kain batik. Masuk ke ruang pamer dua dan tiga Museum Batik Pekalongan, terlihat banyak sekali motif indah di sana.

Buat kamu yang nanti setelah pandemi berniat ke sana, boleh nih catat lokasi dan keterangan lainnya : Lokasi: Jl. Jetayu No 1, Pekalongan, Jawa Tengah. Tiket: Rp 5.000. Jam Operasional: 08.00-15.00

Selain Musium Batik, Pekalongan juga punya banyak tempat wisata yang asyik loh. Ada Puncak tugu Petungkriyono, Bukit Pawuluhan, ada Bukit Bintang Kutorojo, ada Desa Wisata Lolong, ada Objek Wisata Linggo Asri, buat yang ingin sekaligus melaksanakan shalat bisa mampir ke Masjid Agung Al Jami, yang ingin menikmati air terjun bisa mampir ke Curug Cinde dan Curug Muncar, yang ingin ke pantai ada pantai Wonokerto yang bisa dikunjungi. Eh ya Pekalongan juga punya Mangrove Park loh. Pokoknya keren deh tuh, sekali melangkah ke Pekalongan, kalian biasa main ke berbagai tempat asyik di sana. Kalau sudah main, jangan lupa kasih gue oleh-oleh yap. Hihihi

Cirebon

Motif Batik Cirebon
blog.tiket.com
Tempat ke dua yang akan kita kunjungi adalah Cirebon. Dulu orang Belanda menulis Cirebon dengan tulisan Cheribon lalu entah bagaimana ceritanya, sekarang daerah itu kita kenal dengan nama Cirebon. Hehe, sebernya gue tahu, cuman lagi enggak mau jelasin aja. Biar nanti warga Cirebon yang berkomentar di bawah ya. Hehe

Well, ada dua batik yang paling populer di Cirebon yaitu batik Megamendung dan Sentra Batik Trusmi. Buat kalian yang emang pengen jalan-jalan ke sana sambil lihat-lihat batik, bisa deh tuh main ke Sentra Batik Trusmi. Konon katanya di sana itu ada batik yang usianya sudah 200 tahun. Waaah, yang menjaga dan mewariskan batik tersebut pasti orangnya apik banget. Secara sudah melewati 2 abad. Padahal kita pernah dijajah dan berperang.

Sentra Batik Trusmi Cirebon

Lokasi Kawasan Wisata Sentra Batik Trusmi cukup mudah ditemui. Terlebih lagi sejak ada pembangunan tol Cipali (Cikampek-Palimanan). Kamu hanya perlu keluar gerbang tol Plumbon kemudian sekitar 500 meter sampai 1 km di perempatan Plered, akan terlihat gapura batik trusmi tersebut. Di kampung itulah berjejer kuliner khas Cirebon hingga butik-butik batik sampai ke pusat toko batik terbesar dan terlengkap. Singkat cerita, adanya Desa Trusmi ini berawal dari Ki Gede Trusmi sebagai pengikut Sunan Gunung Jati mengajarkan seni membatik sembari menyebarkan agama Islam. Begitulah warisan leluhur yang dijaga sampai sekarang.

Sebagai pusat kawasan batik yang mulai tersohor, Batik Trusmi menawarkan harga mulai rentang Rp25.000 – Rp999.000. Di sana nanti akan ada juga batik kelas premium untuk kalian yang ingin bergaya high class atau mengoleksi batik. Kalian juga sudah paham bahwa kocek yang dikeluarkan harus agak dalam karena sebanding dengan kualitas yang diperoleh. Intinya di Batik Trusmi semua kalangan bisa memperoleh barang yang diinginkan sesuai budget yang dimiliki kok.

Selain Batik, sahabat Dutinov juga bisa mampir ke Keraton-Keraton yang ada di sana loh ya. Ada Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman dan Keraton Kacirebonan. Menarik untuk didatangi karena di Indonesia, daerah yang di mana di sana ada Keraton nya enggak banyak loh. Yuk main ke cirebon yuk. Ajak gue kalau mau main. Kalau enggak, biasa ya. Jangan lupa oleh-olehnya.

Jogjakarta

Motif Batik Jogjakarta
blog.tiket.com
Jogjakarta terkenal sebagai kota batik di Indonesia yang masih menjunjung nilai budaya Jawa asli yang kental. Tidak heran, banyak sekali oleh-oleh baju batik yang dijual di kota Jogjakarta salah satunya di Jalan Malioboro. Salah satu motif batik dari kota ini adalah Keraton, yang melambangkan kearifan, kebijaksanaan layaknya raja keraton. 

Ciri khas dari motif ini adalah bunga-bunga berbentuk simetris atau sangkar burung. Selain itu, batik dari Jogjakarta juga dominan dengan warna coklat, hitam, putih dan krem. Nah, apabila Sobat Tiket tengah berkunjung ke Jogjakarta, jangan lupa untuk mampir ke Pasar Beringharjo untuk membeli berbagai macam batik khas Jogjakarta tersebut.

Jalan Malioboro

Jalan Malioboro Yogyakarta merupakan pusat oleh-oleh kas Jogja yang sukses menarik minat para wisatawan asing maupun domestik. Menawarkan aneka cinderamata berupa; kaos, batik, blangkon khas Jogja, kerajinan tangan hingga jajanan khas berupa bakpia patok dan kembang gula pun ada di sana. Bagi kalian yang ingin berkeliling jalan Malioboro tanpa harus berjalan kaki, bisa memilih alternatif becak yang sudah berjajar di pinggir jalan.

Dengan panjang jalan 2,5 km yang terbentang dari Tugu Yogyakarta hingga Kantor Pos Yogyakarta, jalan yang juga berdekatan dengan keraton ini disebut sebagai salah satu titik garis imajiner yang mampu menghubungkan antara Pantai Parangtritis, Keraton Jogja dan Gunung Merapi. 

Dulunya, Jalan Malioboro adalah hanya jalan sepi yang terdapat pepohonan asam di tepi jalannya. Hanya sebagai akses jalan untuk dilewati ketika hendak pergi ke keraton, Benteng Vredeburg maupun ke Pasar Berinhardjo.

Nama Malioboro sendiri memiliki dua versi yang berbeda, versi pertama dikatakan nama ini berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki arti “karangan bunga”, dikarenakan dulunya setiap kali ada acara hajatan di keraton, jalan Malioboro selalu dipenuhi oleh karangan bunga, versi kedua, disebut-sebut berasal dari nama bangsawan Inggris bernama Marlborough yang menetap di Yogyakarta sekitar tahun 1881-1816.

Emm, sebetulnya dulu punya kenangan manis di tempat itu, tepatnya hampir 8 tahun silam. Eh gajadi cerita deh, kita kan masih mau jalan-jalan ke kota batik lainnya. Tapi sebelum itu, gue mau ngasih tahu, Jogjakarta ini daerah yang sangat luas. Ada banyak tempat wisata selain Jalan Malioboro yang tentunya bisa kalian kunjungi. Paling terkenal lainnya adalah Candi Prambanan, lalu meski tidak berada tepat di daerah Jogjakarta, kalian juga bisa mampir ke Candi Borobudur. 

Solo

Motif Batik Solo
blog.tiket.com
Tempat ke empat yang akan kita kunjungi secara virtual selanjutnya adalah kota Solo atau secara resmi disebut Surakarta. Berlokasi di Provinsi Jawa Tengah,  dari Jakarta atau Bali dapat ditempuh selama satu jam, dari Kuala Lumpur selama dua jam, dari Singapura selama satu setengah jam melalui perjalanan udara atau bisa juga melalui perjalanan darat via kereta api selama 8 jam dari Jakarta. Akses ke Solo dapat dijangkau dari Yogyakarta selama 1 jam dengan kereta api. tinggal pilih deh tuh mau berangkat ke solo lewat mana. Cuman gue saranin selama selama pandemi ini berangkatnya via gawai saja. Hehehe

Sebagai kota yang juga dijuluki Kota penghasil Batik, Batik khas Solo merupakan salah satu motif batik yang banyak dijual di Indonesia. Kota batik di Indonesia ini sudah berlangsung beberapa abad yang lalu. Motif batik paling terkenal dari Solo adalah Parang Kusumo, yang memiliki arti bunga yang sedang mekar. Pada umumnya, batik ini sering dipakai oleh pengantin ketika melangsungkan pernikahan adat Jawa. Makna dibalik batik ini adalah setiap hidup harus dijalani dengan perjuangan untuk mencapai kebahagiaan. Motif batiknya lainnya selain Parang Kusumo yaitu Sogan, adalah motif batik yang pada awalnya hanya boleh digunakan oleh raja-raja Jawa termasuk keraton kesultanan Solo.

Kampung Batik Kauman

Kampung Batik Kauman juga menjadi pusat batik tertua di Kota Solo. Berlokasi tidak jauh dari jalan utama Slamet Riyadi dan Jalan Rajiman. Akses menuju Kampung Batik Kauman dapat ditempuh dengan bus Batik Solo Trans (BST) dari Stasiun Balapan. Menurut sejarah Kampung Batik Kauman dulunya adalah pemukiman kaum abdi dalem Keraton Kasunanan dengan mempertahankan tradisi dengan cara membatik. Dibandingkan dengan Laweyan, batik Kauman lebih menampilkan motif batik klasik yang didasarkan pada pakem atau standar keraton. Bisa dikatakan motif batik Kauman lebih merepresentasikan motif batik yang dikenakan di Keraton Kasunanan.

Dalam perkembangannya, sampai sekarang Batik Kauman memiliki 3 jenis batik yaitu batik klasik dengan motif pakem (batik tulis) yang menjadi produk unggulan Kampung Batik Kauman, batik cap dan batik kombinasi cap dan tulis.

Terdapat lebih dari 30 industri batik di Kampung Batik Kauman sehingga kalian memiliki banyak pilihan untuk membeli batik Solo di tempat ini. Keunikan yang ditawarkan di Kampung Batik Kauman adalah pengunjung dan penjual batik bisa berinteraksi dan bertransaksi langsung dengan mengunjungi rumah industri batik mereka dan melihat proses produksi batik serta belajar membatik.

Jika kalian tertarik berkeliling ke Kampung Batik Kauman sebaiknya kalian berjalan kaki atau naik becak karena akses jalan di kampung ini berupa gang-gang sempit. Dengan berjalan kaki Anda bisa menikmati bangunan tua dengan gaya arsitektur Jawa-Belanda, rumah joglo dan limasan

Hayo, siapkan budget yang banyak lalu kita borong semua batik yang ada di kampung batik kauman. Soalnya selama pandemi, banyak pengusaha batik yang kehilangan pelanggannya. Seharusnya di hari batik nasional ini, mereka pengusaha batik akan mendapatkan keuntungan yang banyak. Segeralah pergi hei covid. Bangkitlah Indonesiaku

Hari Batik dan Covid19 : Motif Batik Corona

Corona memberikan dampak buruk bagi hampir semua kalangan, kebenaran itu tidak bisa dipungkiri. Meski demikian, bukan berarti tidak ada hikmah yang bisa kita ambil. Beberapa orang di Indonesia berhasil membuktikan bahwa dirinya bisa mengambil hikmah dari covid ini dengan menciptakan motif batik baru yaitu motif covid19 atau biasa juga disebut motif corona. 

Kulon Progo

Motif Batik Corona
Detiknews
Dilansir Detiknews.com- Pandemi virus Corona atau COVID-19 menginspirasi Murtini (45) menciptakan batik dengan motif Corona. Batik tulis ini cukup diminati pasar.

Ide pembuatan batik motif Corona ini, muncul saat jumlah penderita di Indonesia kian bertambah hingga ke Kulon Progo. Dari keprihatinan inilah Murtini menuangkan idenya ke dalam motif batik.

Blitar

Motif Batik Corona
Detiknews
Masih dilansir dari detiknews.com - Perajin di Blitar membuat batik dengan motif gambar virus corona. Lewat batiknya itu, ia ingin menceritakan soal wabah corona pada anak cucu kelak.

Ide membuat batik motif Covid-19 berawal ketika Rita Sukirni Pancariani harus menjelaskan ke kaum difabel binaannya, soal gerakan social distancing di tengah wabah corona. Karena, 27 tuna grahita di Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Harapan Mulia ini punya kebiasaan saling berpelukan ketika bertemu muka.

Dari Blitar dan Kulon Progo kita beralih ke 

Surabaya

Motif Batik Corona
liputan6.com
Kali ini dilansir dari laman liputan6.com - COVID-19 menjadi inspirasi penyandang disabilitas tuna rungu wicara di Rumah Edukasi Batik Wistara di Surabaya, Jawa Timur membuat motif batik. Salah satunya dengan memproduksi batik bermotif virus corona baru (Sars-CoV-2) dan mendapatkan respons positif.

Pengelola Rumah Edukasi Batik Wistara Surabaya, Ariyono Setiawan mengungkapkan seluruh pekerjanya berasal dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial Tuna Rungu Wicara Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.

Selain Blitar, Kulon Progo dan Surabaya. Ide membuat batik bermotif virus Corona ini sepertinya sudah merambah ke berbagai kota di Indonesia, ini membuktikan bahwa sebetulnya banyak orang yang bisa mengambil hikmah dibalik pandemi ini. Semoga menjadi pelejut semangat buat kita yang belum menemukannya.

Bukti lain juga bisa kita lihat di berbagai platform penyedia jasa jual beli daring. Tadi gue lihat ada yang membuat masker bermotif batik, Jaket Pelindung Diri (JPD) bermotif batik sampai ada juga yang bikin Face Shield bermotif batik. Salut deh sama mereka yang kreatif-kreatif itu.

Penutup

Di awal gue tadi simpan pertanyaan. Apa yang bisa kita lakukan di Hari Batik Nasional selama pandemi ini? Gue sebagai penulis mengajak semuanya yang membaca tulisan ini. Yuk kita ramaikan Hari Batik Nasional ini dengan ikut melestarikan Batik walau dengan sebuah tulisan sederhana, atau walau dengan membeli produk mereka yang terancam bangkrut karena tidak ada pembeli. Kita bisa bangkit dengan bekerja bersama-sama. Tetap patuhi protokol kesehatan ya!

Sekian gue Baim. Gue penulis. Bukan teroris

Sumber bacaan :
https://blog.tiket.com/kota-batik-di-indonesia/


Next Post Previous Post
2 Comments
  • Yonal Regen
    Yonal Regen 2 Oktober 2020 pukul 12.53

    Alhamdulillah jadi guru mah selalu dapat batik gratis kang abdi mah ti sakola... :)

    • Ibrahim Dutinov
      Ibrahim Dutinov 2 Oktober 2020 pukul 17.01

      Waaah. Alhamdulillah berkah itu mah. Hehe

Add Comment
comment url