Penjahit - Episode Akhir
Benang Merah
Hari berganti hari, begitu juga dengan bulan. Tapi matahari pagi ini tetap saja seperti dahulu, cerah dan menyegarkan. Kuasa Allah membagikan vitamin D gratis lewat makhluk besar bernama Matahari ini. Di kaki gunung salak, pencarian kekasih impian sepertinya akan menemukan hasil.
Bersama burung-burung hutan yang suranya terdengar tapi wujudnya entah dimana, bersama dengan gemercik suara sungai yang mengalir di bawah lembah Cangkuang, rasa kopi dalam cangkir ini semakin nikmat saja. Hangat, dan menggairahkan. Sepertinya udara sejuk cenderung dingin khas pegungungan membuat rasa kopi ini semakin nikmat.
Tak sabar ku buka notifikasi di gawai. Ada suara pesan masuk berdering mengalihkan pandanganku.
“Assalamuálaikum Akhi, ini ana kirimkan CV Taáruf salah satu akhwat yang menurut kami cocok denganmu. Segera beri ana kabar ya” pesan singkat dari Ust Supri
Aku memang menunggu hari ini, Ust Supri berjanji akan memberikan CV Taáruf itu tepat pagi ini. Makannya sengaja aku ‘mengasingkan’ diri ke Cangkuang di kaki gunung salak. Untuk mendinginkan pikiran.
Tak menunggu lama, ku buka lah CV itu. Aku baca perlahan-lahan
CV Taáruf
Nama : Elfira Ibrahim
Alamat : Cidahu, Jawa Barat
Visi Menikah : menikah semata-mata karena Allah, menyempurnakan Sunnah Nabi-Nya. Menjadikan Rumah sebagai Baitiy Jannati dengan saling support dan mengistikomahkan ibadah harian, wajib ataupun sunnatnya
Pekerjaan : Buruh di Garment Cidahu (insya Allah akan berhenti setelah menikah, sementara ini masih karena terpaksa harus membantu ekonomi keluarga)
Hobbi : sedang menekuni Hobbi menulis dan ikut aktif di kelas menulis perpustakaan (berharap punya anak yang pandai nulis)
Sebentar, coba ku baca ulang…
Pekerjaan dan hobbinya gak salah? Celetukku dalam hati. Ah, jangan-jangan…
Bingo ��
hehe. gajelas ya BuRen?