Selamat Hari Ibu, Yuk Intip Bagaimana Uwais Al Qarni memuliakan Ibunya

Selamat Hari Ibu, Yuk Intip Bagaimana Uwais Al Qarni memuliakan Ibunya

Selamat hari Ibu

Yeay! Selamat hari ibu buat semua perempuan yang di seluruh Nusantara. Baik yang mempunyai anak titipan Allah secara langsung (anak kandung), titipan dari orangtuanya (anak asuh, santri, atau peserta didik) atau titipan dari orang lain. Semoga lelahmu menjadi lillah, lalu Allah balas ibadah itu dengan balasan jannah.

Kita mah harus sadar kalau anak itu titipan, suatu saat pasti bakalan diambil sama yang punyanya. Sebaik-baiknya seorang ibu adalah ibu yang baik menurut-Nya. (Kalau ibu yang nurutin semua mau kita itu baik nggak ya?) Ibu yang seringnya mengorbankan semua untuk anak.

Aku, Sebagai Anak dari Ibuku, Juga Suami untuk Istriku (Ibunya anak-anakku) 

Sependapat dengan Mas Ippho Sentosa dalam Bukunya (7 Keajaiban Rezeki) yang menganggap seorang ibu dan istri sebagai sepasang bidadari. Keduanya laksana sepasang sayap-sayap yang dengan kekuatan doá dan kelembuatan kasih sayangnya, mampu melejitkan kehidupanku. Aku bisa berdiri sekarang juga karena kehadiran mereka.

Tidak ada kata yang pantas ku ucap lebih dulu selain permintaan maaf karena belum bisa membahagiakan engkau sepasang bidadariku. Sabar dan tabah engkau menghadapi sikap dan sifat burukku, kesetiaan enkau menemani meski saat-saat terburuk datang kepadaku. Semoga Allah membalas semua kebaikan itu dengan pahala yang banyak. Aamiiin

Juga tak lupa teruntuk Ibu-ibu guruku dan ibu-ibu guru lainnya di seluruh Nusantara, bhaktimu kepada anak yang sesungguhnya kewajiban orang tua mereka, meski sering pada kenyataanya tidak mendapat penghargaan yang setimpal, semoga Allah membalas bhaktimu dengan pahala berlipat. 

Wahai Ibundaku, meski aku bukan Uwais Al Qarni yang namanya tercatat sebagai tabiín terbaik. Terkenal di Langit karena bhakti terhadap ibunya. terlampau jauh sifat ini jika dibandingkan dengan Makhluk mulia itu.

Aku juga bukan Kilab bin Umayyah yang bhakti kepada orangtuanya sampai ditangisi oleh Umar Bin Khatab. Saking berbhaktinya. Dan meski aku bukan Usamah Bin Zaid sang panglima Muda yang melakukan apapun demi membuat ibundanya bahagia.

Mah semoga aku bisa segera membahagiakan engkau. mewujudkan setiap jengkal cita yang pernah engkau ucapkan. Aku sangat menyangi engkau, aku sangat merindukan engkau. aku ingin menjadi anak terbaik buat engkau.

Wahai Istriku...semoga aku segera bisa memberikan yang terbaik untukmu, membawakanmu keindahan dunia namun tetap menggenggam tangan untuk sama-sama kembali ke Syurga dengan cara yang sebaik mungkin. Aku mencintaimu karena Allah.

Aku menyayangimu karena Allah. Semoga aku bisa membina anak-anak kita menjadi sosok yang memulikanmu lebih dari apa yang kulakukan kepadamu. Seperti yang dilakukan oleh Uwais Al Qarni, bukti bhakti anak kepada Ibu

Uwais Al Qarni

Siapa yang Tidak Mengenal Uwais Al Qarni? 

Bukan berlebihan ketika aku menyebutkan bahwa Uwais Al Qarni adalah sosok yang terkenal di akhirat. Namanya sudah sampai kepada Rasulullah Sallallohuálaihi wassalam meski belum pernah bertemu dengannya.

Masa mudanya ia habiskan untuk ibunda tercinta, padahal Uwais punya penyakit kulit loh. kalau di zaman serba banyak skincare kayak gini. Kira, kira kalau yang jadi Uwais adalah kita, kayaknya udah cari skincare terbaik buat urus kulit deh ya?

Huss...Skincare juga bisa jadi bawa berkah loh kalau dipakai untuk menyenangkan orang yang kita sayangi, dan orang yang disayangi memang benar merasa bahagia dengan itu. (loh naha jadi bahas Skincare atuh hey)

Selain punya penyakit kulit yang sukar disembuhkan, ternyata kondisi ekonomi Uwais terbilang tidak punya banyak harta. Kalau ditinjau dari Analisis SWOT nya Albert Humprey, Weakness yang dimiliki Uwais ini banyak banget jadi sulit untuk menganggapnya unggul kalau di zaman sekarang.

Sang Ibu sendiri ternyata memiliki kelumpuhan. Suaminya sudah meninggal. Ketidak mampuan itu yang membuat Ibunda uwais hanya mengandalkan bhakti anaknya. sampai suatu ketika Ibu uwais berkeinginan ingin Haji ke Mekkah.

Itung-itungan zaman sekarang dari Yaman ke Mekkah kira-kira habis berapa duit? bawa perbekalan apa aja? kalaupun harus jalan, kira-kira jalan berapa lama?

Setelah chek google, ternyata jarak perbatasan yaman ke Mekkah itu sekira 560 Km, mungkin sama dengan jarak dari Bandung jawa Barat ke Surakarta Jawa Tengah.

Jangan pakek itung-itungan zaman sekarang, karena Uwais Al Qarni bukan orang biasa. Segala upaya diusahakan untuk memenuhi keinginan ibunya itu.

Beberapa riwayat mengatakan bahwa Uwais membeli seekor lembu dan membuatkan kandang di atas bukit, setiap hari uwais membawa naik turun lembu itu dengan cara digendong. Dari kaki bukit setelah selesai makan, ke puncak bukit untuk diistirahatkan begitupun sebaliknya. Hal ini sempat menjadi tertawaan masyarakat sekitar, sampai dianggap gila. (Ukuran terakhir lembu kabaranya sudah sampai 100kg karena dirawat dengan baik)

Usaha tidak pernah menghianati hasil, dari latihan itu, Uwais menjadi semakin kuat dan kekar. kekuatan itu ia anugerahkan untuk keinginan Ibunda tercinta. Digendonglah sang Ibu yang lumpuh itu, dari Yaman sampai ke Mekkah selama berbulan-bulan. Masya Allah... ini sampe loh ke Mekkah, nggak tumbang tengah jalan atau karena capek terus balik lagi. Kurang apa coba? Ya Alloh.

Mungkin usaha ini yang menjadikan Uwais namanya terkenal sampai ke Langit, namanya sangat harum. Di Ujung hayat beliau, masryarakat yaman banyak yang kebingungan.

Uwais Al Qarni yang mereka kenal sebagai orang yang miskin itu meninggal dengan sangat tidak terduga.

Banyak orang dari luar Yaman yang ingin memandikan jenazahnya, mengkafani, menyolatkan sampai mengantarkannya ke tempat terakhir. Warga yaman menjadi terheran-heran.

ada juga yang mengatakan bahwa malaikat juga turun ikut mengurus sampai menziarahi Uwais. Masya Allah 

lauhul fatihah untuk Uwais Al Qarni.....

Hari Ibu

Aku sebetulnya nggak setuju jika hari ibu ini hanya diperingati cuman sehari aja. loh, kata anak itu aja kan kasih Ibu tak terhingga sepanjang masa. Lah masa kita balasanya cuman 22 Desember ajasih. Nggak adil dong, ya nggak?

Tapi untuk yang merayakan hari ibu di tanggal ini juga nggak salah kok, selama niat mereka baik, ingin membahagiakan seseorang yang menjadi ibunya. Toh, kita juga kita nggak tahu bhakti apa yang telah mereka lakukan untuk ibunda. Siapa tahu, yang dilakukan selain di hari ibu justru lebih besar.

A    : "Terus yang salah siapa?"

B    : "Yang salah itu kamu, sudah tahu dia nggak suka sama kamu, eh malah ngejar terus"

   : "Yang salah itu kamu, lebih mementingkan mantan ketimbang ibumu"

A    : "Terus siapa lagi yang salahnya?"

B    : "Banyak, tukang cetak foto salah satunya, udah tahu 4x3 hasilnya 12 dia malah bilang 2rebu"


Setidaknya dengan dihadirkannya sosok Uwais Al Qarni, semangat kita untuk membahagiakan ibunda tercinta menjadi lebih baik dari sebelumnya. Uwais Al Qarni yang punya penyakit aja bisa, kita yang sehat kenapa enggak? Uwais Al Qarni yang miskin aja bisa membahagiakan ibundanya, lah kita yang serba ada kenapa enggak?

Pokoknya, lakukan yang terbaik yang bisa kamu lakukan untuk ibundamu, jangan tunggu esok atau nanti. Masa depan itu misteri, tapi kematian? itu pasti!

Sudah ya, Sekian saya Dutinov semoga menginspirasi 

Next Post Previous Post
1 Comments
  • Yonal Regen
    Yonal Regen 29 Desember 2020 pukul 14.19

    Hwah menenangkan sekali kontennya coach ini.
    Selamat hari ibu juga untuk seluruh ibu-ibu hebat kita
    semoga bisa mengabdikan diri seperti halnya Uwais Alqorni

Add Comment
comment url