Kelahiran Nabi Muhammad Sholallohuálaihi Wassalam
Meski Kalender 2020 Masehi memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tanggal 29 Oktober, tapi setiap hari sebetulnya muslim sejati selalu memperingatinya ( merindu, meneladani, mengamalkan sunnah Nabi, dan lainnya). Muslim mana yang tidak merindukan Baginda Rasululloh shollallohuálaihi wassalam?
Bicara rindu kepada Baginda Nabi, saya teringat buku berbahasa ringan tentang kisah Rasululloh shollallohuálaihi wassalam, yang menulis itu adalah Kang HD Gumilang, judulnya adalah Selayang Pandang Sirah Nabawiyah. Dan izinkan saya menyampaikan kembali sekeping tulisan itu dalam bentuk penyampaian singkat saja.
Hal yang Luar Biasa Terjadi ketika Rasululloh Shollallohuálaihi Wassalam Lahir
Tiang-tiang dan balkon istana Kisra di Persia runtuh ketika semburat pagi mulai muncul perlahan, beberapa orang berpendapat hari itu adalah hari senin, 9 Rabiul Awal. Tetapi jumhur ulama mengatakan hari itu adalah 12 Rabiul Awal. Hari itu adalah harinya manusia paripurna.
Jika engkau tahu tentang apinya orang Majusi, api yang tak pernah padam, api yang mejadi sesembahan mereka selama bertahun-tahun itu tiba-tiba padam begitu saja! Apa yang terjadi? Lain tempat di Buhairah, keanehan juga terjadi. Gereja-gereja tetiba menghilang seperti sedang ditelan bumi, apa sebetulnya yang terjadi?
Bersama dengan iringan keanehan-keanehan itu, seorang wanita bernama Aminah putri Wahb baru saja menghela nafas panjang, keringatnya bercucuran, tenaganya hampir habis ketika selesai melaksanakan prosesi agung kaum Hawa. Melahirkan, antara hidup dan mati, bertarung dengan kesakitan yang dahsyat, berjuang demi lahirnya seorang anak. Ia berujar “Setelah bayiku keluar, aku melihat caya keluar dari palawangan, menyinari istana-istana di Syam.”
Nazar 100 Ekor Unta Sang Kakek
Yang terlahir dari Aminah adalah cucu dari Abdul Muthalib, pemimpin bani Hasyim, dipercaya sebagai tetua diantara kabilah-kabilah yang berada di Mekkah. Ayah anak atau suami dari Aminah itu bernama Abdullah, syahdan beliau meninggal ketika sang anak baru berusia dua bulan dalam kandungan ibunya. Abdul Muthalib sangat menyayangi cucunya, jika ada peristwia yang bisa disebut menunjukkan bukti sayangnya sang Kakek kepada cucunya ialah ia pernah mengorbankan 100 ekor unta untuk membebaskan sang cucu dari nazar.
Betapa bahagia Sang Kakek waktu itu ketika mengetahui menantunya melahirkan anak, kabar itu beliau dapat dari utusan sang menantu. Maka ketika bayi merah itu didatangkan ke tangan Sang Kakek, di pangkulah sang bayi lalu dibawa menuju Ka’bah. Dipanjatkan doa dan pujian untuk bayi Aminah itu terhadap Allah Pemilik Baitullah. Disebutlah “Muhammad”nama dari bayi yang menjadi putra anaknya, nama yang bermakna pujian. Hal itu dilakukan sebagai rasa syukur dari sang kakek terhadap cucunya itu.
Allahumma Shilli alaa Muhammad wa alaa aalii Muhammad
Couch, ini pake fiksioner ya templatenya?
Allohumma Sholli ála Sayyidina Muhammad Wa alaa aalii Sayyidina Muhammad.
Leres Pak, pakai fiksioner. edit canva seperti biasanya. hehehe