Motivasi Menulis untuk Kamu yang Masih Pemula


Untuk yang tidak terlalu senang dunia literasi, motivasi menulis untuk pemula memang sangat dibutuhkan. Apalagi kalau nulis udah jadi keharusan.

Yap! Menulis itu sebuah kebutuhan. Akui saja lah, mau bikin tugas sekolah kudu nulis kan? skripsi juga harus nulis dong. Nah, jadi ribet sendiri kan kalau nulisnya kepaksa? Gada motivasi sama sekali.

Niatnya pengen beres tugas, eh malah capek hati capek perasaan karena dipaksa.

Motivasi Menulis untuk Pemula

Dalam suatu kesempatan, saya pernah menyaksikan sebuah acara bincang santai di televisi. Itu loh yang syutingnya di mobil VW sambil jalan sambil ngobrol.

Salah satu pemateri yang diajakin ngobrol waktu itu adalah Kang Abik. Alias Habiburrahman El Shirazy. Yap. Salah satu penulis novel Islam terbaik dimiliki Indonesia.

Ketika beliau ketika ditanya "Gimana sih biar bisa nulis?" Beliau hanya jawab. "Kalau mau bisa nulis, ya nulis"

Udah gitu aja. Beda ya kalau expert. Jawaban singkat aja bisa memukau dan bikin motivasi banget. Coba deh kamu yang jawab kek gitu. Halaaah paling kenan cubit mantan. Eh.

Dari jawaban singkat di atas, sebetulnya ada yang lebih singkat loh. Ya, yang lebih singkat dari nulis ya nulis adalah. 

Mulai

Hahaha. Makin singkat makin serem aja ya. Secara saya mengerti rasanya kesulitan menulis. Saya juga ngerti kok sulitnya menerima kenyataan mantan punya gebetan yang lebih dari saya. Wkwkwk

Lah jadi ngomongin mantan, belum tentu dia juga ngomongin saya kan. Wkwkw

Baiklah. Sebagai seorang yang pemula dalam dunia tulis-menulis, izinkan saya memberikan tips berupa belajar menulis untuk pemula.

Tips ini saya dapat ketika berselancar di kolam Maya. Kalau mau tips yang lebih baik boleh ikut selancar juga ya. Tapi, yang ini juga gak buruk-buruk amat kok tipsnya.

Rajin Membaca

Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. 

Membaca dan menulis adalah dua hal yang sama-sama terikat satu sama lain. Tulisan ada untuk dibaca, begitupun bacaan ada karena ditulis. 

Eh apa sih? Wkwkw

Sebagai pemula yang ingin belajar menulis. Ingin nulis dengan nyaman bahkan sampai ketagihan, saran pertama yang harus segera digemari adalah aktivitas membaca.

Baca apa aja yang penting kamu membaca. Karena dengan membaca kamu akan lebih tahu dunia tanpa harus mendatanginya.

Kamu juga jadi tahu di dalam laut ada apa aja tanpa harus menyelaminya. Kamu juga jadi tahu isi hatinya tanpa harus bertanya kepadanya. Hayooo

Kumaha kalau gak mau membaca? Wah...ini sih jelas kalau kamu gak niat nulis. Padahal dari bacaan yang kamu baca itu, kamu bisa tahu lebih banyak informasi. 

Kamu juga bisa belajar bagaimana menulis yang baik dari tulisan yang kamu baca. Bisa menambah kosakata, nambah bahan gombalan juga buat si dia.

Sering merasa bingung mau nulis apa? Pasti karena kamu jarang membaca. Atau koleksi bacaannya kamu cuman sedikit.

Semakin banyak kita membaca, semakin banyak kosakata yang kita miliki, semakin banyak pula materi yang bisa kamu tulis untuk tulisan kamu nantinya.

Buat kamu yang agak malas baca-membaca, tapi udah ngebet banget pengen bisa nulis. Karena tuntutan tugas, kamu gak usah khawatir. Tapi perlu banget cemas, wkwkwkw. 

Sekali lagi, mau bisa nulis berarti harus doyan baca. Senang dengan aktivitas membaca, kalau sudah begitu tulisan apa aja yang kamu mau, pasti mudah deh nulisnya. 

Enggak percaya? Coba aja! Hehe

Menulis Singkat

Mulai nulis dengan tulisan-tulisan singkat dulu aja. Kayak tulisan di WA story, di Instagram feed atau status Facebook.

Oh ya masing-masing media sosial punya peranan sih. Kalau Twitter misalnya, media sosial bergambar burung ini cocok banget buat tulisan singkat.

Nggak kayak Instagram yang harus menyertakan gambar, atau Facebook yang kalau mau komen status orang itu harus berteman dulu atau minimal si orangnya bikin tulisan publik.

Twitter ini dunianya cuit mencuit. Tulisan-tulisan olokan, sindiran, jokes receh sekalipun bisa jadi ramai di Twitter mah. Coba deh nulis di Twitter, jangan lupa follow @ibrahimdutinov ya.

Meskipun demikian. Saya tetap menyarankan kamu untuk menulis yang baik-baik saja. Misal nulis tentang berita yang terjadi disekitar. Atau bisa tulisan tentang bagaimana cara melupakan mantan. 

Pokoknya sebisa mungkin nulis yang bisa mendatangkan manfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.

Menulis untuk Diri Sendiri

Jika ada yang paling mengerti tentang perasaan yang sedang kita alami. Orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah diri sendiri. Ya, kita kamu dan aku jadi kita. Wkwkwk

Maka ketika sedang terjadi sesuatu yang mungkin membuatmu terluka, coba deh mulai nulis. Jujur dengan diri sendiri.

Mulai dengan jelaskan tentang apa yang kamu rasakan, apa yang kamu inginkan, lalu coba selipkan bagaimana jika orang lain menjadi kamu. 

Selipkan juga bagaimana cara agar kamu bisa keluar dari luka yang menyakitkan itu. Tuliskan kata maa untuk diri sendiri lalu mulailah menerima dengan ikhlas. 

Itu semua merupakan teknik menulis self healing. Kamu nulis untuk menumbuhkan kamu sendiri.

Tapi tulisan tidak melulu soal luka ya. Ada yang dibuat untuk menghibur. Ada yang untuk dikenang. Coba tulis cerita tentang bagaimana kamu menemukan kekasih idaman.

Atau tulisan tentang perjalanan indah yang pernah kamu lakukan. Tulis untuk diri sendiri, siapa tahu tulisan kamu itu juga bermanfaat untuk orang lain.

Siapa tahu mantan kamu jadi menyesal karena telah ninggalin kamu. Kan kan kan. Eh

Memahami Pembaca

Ada yang perlu dipahami selain perasaan pribadi. Dia adalah pembaca tulisan yang bakal kamu bagikan kepadanya.

Bukan hal sulit untuk memahami pembaca, tidak lebih sulit ketimbang membaca hati pasangan, apalagi lalu dia perempuan. Wkwkw

Anggap saja kamu menulis untuk media sosial Facebook. Di Facebook, teman kamu siapa saja? Usianya berapa aja? Bukankah gak lucu kalau kamu ngomongin soal parenting, padahal temen-temen Facebook yang melihat itu anak sekolah doang.

Atau terlalu pede dengan diri sendiri. Tulisan ditulis untuk mengobral diri sendiri, kata-kata yang digunakan itu cuman kamu sendiri yang mengerti. 

Satu hal yang sangat perlu kamu lakukan ketika selesai menulis adalah : kamu harus minta pendapat orang lain sebelum tulisan itu benar-benar kamu publish atau posting.

Kamu bisa bertanya ke sahabat dekat atau keluarga. Minta mereka untuk jujur apa adanya.

Jika tulisan kamu bagus menurut mereka ya bilang bagus. Jika tidak juga bilang tidak, sambil minta saran kira-kira bagusnya diapakan tulisan kamu itu.

Mengenali pembaca itu penting. Karena bagaimanapun, orang yang akan mengapresiasi tulisan kamu adalah mereka pembaca setiamu. Horray.

Lakukan Riset

Tulisan yang bagus adalah tulisan yang bermanfaat untuk orang lain. Tidak menyebarkan berita bohong. Dan tentunya tidak mengandung unsur yang merugikan orang lain.

Hindari penulisan berbentuk ujaran kebencian, isu sara, merendahkan orang lain. 

Jika kita tidak setuju dengan tulisan orang lain, maka tulislah argumen kita mengapa tidak setuju. Disertakan dengan data dan fakta yang ada tentunya.

Untuk itu, riset sebelum menulis ini sangat penting sekali. Selain penulis fakta seperti penulis berita atau jurnalis, penulis fiksi juga tidak luput dari riset.

Cerita yang menarik, menghibur atau mengaduk-aduk perasaan orang lain. Tentu sebelumnya sudah dilakukan riset terlebih dahulu.

Misal kamu akan menulis tentangan cerita rakyat. Maka kamu perlu melakukan penelitian terlebih dahulu. Mencari apa saja yang berkaitan dengan cerita itu.

Atau kamu akan menulis artikel tentang cara melakukan sesuatu, maka kamu perlu melakukan sesuatu itu. Atau melihat orang lain pernah melakukan itu dan berhasil.

Katanya nih ya, 1 artikel saja, kamu diharuskan sudah mempelajari  dan membaca minimal 10 artikel terkait artikel yang akan kamu tulis. 

Tulis Apa yang Kita Ketahui

Setiap orang pastinya terlahir berbeda. Itu sunnatulloh, termasuk dengan hal nyang disukai. Atay hal yang kalau kamu bahas sendiri, bisa bikin kamu nyaman.

Nah, singkatnya tulisan yang paling mudah untuk kamu tulis adalah tulisan yang kamu sendiri menyukainya.

Tulis hal-hal yang kamu sukai. Misal kamu suka travel alias jalan-jalan, ya tulis.

Kalau kamu suka ghibahin orang tapi dengan cara yang berfaedah (eh ada emang ghibah berfaedah?) Ya tulis aja itu.

Kelihatannya sih gampang ya, tapi coba deh praktekkan. Pasti beneran gampang.

Ciptakan Suasana Menulis yang Nyaman

Tips yang satu ini memang harus sering kamu coba. Catat beberapa waktu yang menurut kamu akan bikin kamu nyaman kalau nulis. Lalu praktekkan satu-persatu.

Ada orang yang nyaman nulis ketika sedang sendiri, lalu ditemani secangkir kopi. Ada juga yang justru enak menulis dengan ditemani suara musik.

Ada yang nyaman nulis di tengah malam. Katanya biar jongjon gak ada yang ganggu. Tapi ada juga sih yang nyaman nulis ketika sudah bercengkrama dengan orang. Katanya jadi ada inspirasi.

Nah, mana versi nyaman kamu? Barangkali bukan gak ada waktu buat nulis, tapi kamunya aja yang belum nyoba satu-satu.

Tantang Diri Sendiri untuk Rutin Menulis.

Banyak orang termasuk saya, termotivasi menulis ketika disuguhkan sebuah tantangan.

Jujur, saya mulai seneng nulis ketika gabung dengan komunitas one day one post ODOP. 

Di komunitas itu, saya dipaksa untuk menulis. Satu hari minimal satu tulisan, dengan ketentuan minimal 3 paragraf kalau gak salah.

Buat sebagian orang mungkin mudah. Tapi untuk saya yang belum terbiasa, Menulis 1 paragraf saja sudah ogah-ogahan.

Setelah ada tantangan, jadi deh tuh beberapa tulisan. Makin sering ditantang, makin banyak aja tulisannya. 

Gak kerasa! Padahal awalnya jelas-jelas nggak bisa nulis. Hehe.

Eh kamu yang masih bingung nulis apa, coba deh cari tantangan dulu.

Atau sini komentar di bawah, saya ada grup blogger yang sering nantang-nantangin. Hehe. Kamu mau ditantang? Hayuk lah gabung.

Evaluasi

Yang namanya percobaan memang difungsikan untuk berlatih, kita jadi tahu sebatas mana kemampuan kita, sampai mana kita bisa menggapai sesuatu?

Evaluasi deh tuh tulisan-tulisan kamu, bisa sama kamu sendiri bisa juga bareng mantan. Eh

Katanya blogger yang baik adalah blogger yang sering memperbaiki tulisannya. Jadi soal evaluasi, itu mah kewajiban.

Penutup

Pada dasarnya, kita mah hanya bisa berkeinginan dan mengusahakannya. Soal hasil, itu tergantung usaha sama beberapa faktor lainnya.

Yang penting sekarang adalah bagaimana kamu mau memulai untuk menulis. Kalau mulai aja nggak mau, gimana mau ada tulisan?

Semua tulisan-tulisan yang kita baca itu gak akan pernah akan kita lihat jika penulisnya nggak berani mulai nulis.

Next Post Previous Post
2 Comments
  • Yonal Regen
    Yonal Regen 21 Desember 2020 pukul 10.09

    Penting banget buat pemula kaya saya yang naik turun semangat nulisnya. By the way, keren banget nih template barunya, daebak :)

    • Ibrahim Dutinov
      Ibrahim Dutinov 22 Desember 2020 pukul 08.24

      pemulanya dari mananya ini ya Allooooooh... hehe. Sampe teman saya di ODOP panggil Pak Yonald ini Gus Yonald loh, saking inspiringnya. Daebak, iya nih Pak, saya coba-coba genti template. dari pada genti pasangan atau genti keyakinan kan. Naúdzubillahimindzalik

Add Comment
comment url